To Parelthon Thimithika

Before they share a future, they have to survive her past; itu tagline film Birthday Girl yang dibintangi Nicole Kidman. Masa lalu yang “hitam”, kerap menjadi sandungan bagi seseorang untuk bisa meraih masa depan. Ngga adil banget ya.

Jika orang lain tidak bisa menerima masa lalumu, ngga apa-apa, dan ngga usah dipikirin. Buat apa, toh orang-orang kayak gitu juga ngga bakal bisa diajak sama-sama membangun masa depan. Tapi kalau kamu sendiri juga ikut-ikutan menolak masa lalumu, itu baru persoalan.

“Ih, waktu itu aku emang bodoh banget deh. Malu ngingetnya. Kok bisa ya aku kayak gitu,” itu testimoni yang sangat umum kita dengar. Itu sih belum parah. Ada juga yang begitu frustasinya, dihantui bayang masa lalu yang “hitam”, begitu pekatnya sampai-sampai dia tak berani memandang ke depan, memilih tetap memejamkan mata, padahal di depan sana mungkin sedang menunggu seberkas cahaya, betatapun redupnya. Dengan mata tertutup, ya jelas, semua memang akan menjadi gulita.

Tanpa bisa berdamai dengan masa lalu, yakinlah, tak akan bisa kau menangi perang dengan masa depan.

Ngga perlu lari dari kenyataan pernah begitu bodohnya jatuh hati kepada orang yang salah, pernah berharap pada lelaki pemalas, atau justru menolak cinta seseorang yang kemudian terbukti sangat layak diterima, dan yang semacam itu.

Nasihat standarnya, “it’s ok, everybody makes mistakes, gapapa, semua orang pernah kok salah membuat pilihan dalam hidupnya. Yang penting kan, gimana elo sadar dan memperbaikinya.”

Nah, kalo aku malah bilang ngga ada itu pilihan yang salah, ngga ada itu kebodohan di masa lalu. Beberapa pilihan yang kita ambil mungkin akan memperpanjang jarak tempuh perjalanan, tetapi tujuan kita tetap di sana, dari jalan mana pun kita mendekat. Lagian, apalah kehidupan kalau bukan perjalanan itu sendiri? Apalah kedewasaan selain proses yang tak pernah berhenti?

Di setiap ruas waktu, kau menjadi dirimu sendiri yang sejati. Jika kau ingkari dirimu yang kemarin, dirimu hari ini pun bakal kau tolak besok, dan dirimu besok itu pun terasa menjijikkan lusa. Lantas kapan waktunya merasa jadi diri sendiri yang penuh, utuh; sampai kapan baru bisa menerima dan diterima kehidupan?

Dan seperti di posting sok arif bijak bestari lainnya, aku juga sedang menasihati diriku sendiri. Aku sendiri belum sepenuhnya bisa berdamai dengan masa lalu, tapi paling tidak, aku sadar aku harus mengusahakannya. Beberapa gencatan senjata sudah mulai dirancang, dan aku mengharapkanmu sebagai juru runding.

Trus, maaf buat yang udah tau, To Parelthon Thimithika, atau Aku Mengenang Masa Lalu, adalah judul sebuah lagu tradisional Yunani. Keren dan eksotis banget! Liriknya, instrumennya, everything! Posting ini awalnya sebuah komentar di sini, dan berkembang, setelah secara “kebetulan” aku melihat lagu itu ada di playlist winamp-ku. Aku menulis ini sambil mendengarnya berulang-ulang.

Keren lo lagunya, asli!, juga lagu-lagu lain di album Putumayo, kompilasi lagu-lagu eksotis dari negeri mitologi itu.

Atau download deh, aksi live Melina Aslanidou cs yang memukau saat membawakan lagu itu di sini. Saran aku, sembari mendengarnya, sesekali pejamkan mata, sesekali lo. Nah, kalo semua berjalan sesuai rencana, Anda akan terbang terbawa jauh ke masa lalu, merasakan bagaimana debar cinta Paris kepada Helen yang akhirnya memicu Perang Troya.

Ah, siapa bilang masa lalu selalu menakutkan, beberapa fragmennya malah ingin kita pungut lagi, sebagian ruas waktu yang telah tercecer jauh itu malah ingin kita kunjungi lagi, betatapun mustahilnya.

13 thoughts on “To Parelthon Thimithika

  1. Endrik S

    Lae yg satu ini emg gila ya. Kok bisa-bisanya Lae dapat inspirasi dari lagu yunani, trus dari film lama dan ngga terkenal kek gitu?
    Kurasa, Lae bisa menaklukkan ito yang cantik itu dari kepiawaian berkata-kata jugalah ya.. Soalnya kalo kutengok, tak pala ganteng-ganteng kalinya Lae. Kebanting gitu sama Ito itu.

    Hehehe, peace Lae! Aku berani lancang karena kutengok selama ini Lae orang yang sangat terbuka pikirannya. Aku sudah sering berkunjung Lae, tapi baru ini aku berani berkata-kata, langsung lancang pulak itu.

    Hematutu Lae!

    Balas
  2. maya

    berdamai dengan masa lalu , berdamai dengan masa kini,dan berdamai dengan masa depan. Hilanglah semua penyesalan , cemas dan takut . legaaaaaa 🙂

    mmmm… lega bisa juga singkatan dari lae toga . jadi saban kali baca postingannya berasa legaaaa , xixixi.. maksa seperti biasa :d

    Balas
  3. Totoks

    Bagaimanapun kita tidak akan pernah bisa lepas dari masa lalu. Karena masa lalu itu bagian yg tidak bisa kita pisahkan, seperti sejarah yang diajarkan disekolah, ada sejarah indah ada sejarah kelam tapi begitulah kehidupan. Suatu saat kita bisa putar lagi sejarah kelamnya untuk sekedar mengingatkan dan memotifasi kita agar kita selalu tersadar bahwa memang roda hidup itu akan selalu berputar.

    Balas
  4. Toga

    @Endrik.
    Endrik SP ini ya? Huehehe…
    Kalo orang ganteng bisa dapet cewek capek, eh, cakep, itu biasa aja. Wajarlah. Nah, awak yg jelek ini bisa dapet yg lumayan, istilah kita di Medan, bisa dibawa ke tengah, itu baru prestasi, kalo tidak karena intervensi dukun. :))
    Janganlah singgah2 aja Lae, cakap-cakaplah sikit. Makin lancang makin bagus. (Bagusnya dibasmi!) Huehehe.

    @Maya.
    Kok kayak inhaler aku jadinya, melonggarkan pernapasan.

    @Jejak.
    Komentar yang pas dari orang yang pas. Jejak itu kan buah masa lalu. 😛

    @Totoks.
    What a wise comment from a wise guy, on a wise blog. Wuaks!!! :))

    Balas
  5. Norton

    Tak selalu mudah. Keluar dari penjara, bukan akhir dari hukuman, karena ketika keluar dari sana hukuman masyarakat telah menunggu, dan itu lebih berat.

    *Denger lagu Ebiet Dari pintu ke pintu*

    Balas
  6. may

    Menjadi aku se-aku-nya aku tidaklah mudah bahkan bagi arif bijak bestariseperti halnya begitu sulit mencapai kesetimbangan. Seorang aku akan selalu terikat pada masa lalu dan dibuai harapan masa depan. Hanya selaras diantara keduanya yang membumikan aku menjadi kokoh di dalam dan diluar diri.

    Balas
  7. may

    wex.. sok kali komentku itu
    *siap2 di sembur kutukan B Toga*

    ampuuun bang, apus ajalah yang itu, cemmanalah bikinnya pun pakek mode eror

    Balas

Tinggalkan komentar