Jika aku bisa menghentikan denyut waktu, ku ingin menaruhmu ke dalam sebuah bingkai, menangkap cahaya di sekitarmu, mengagungkanmu dengan gita dan puja, memajang mengusungmu sebagaimana kau mestinya terlihat, lepas pisah dari noda dan pesona pada permukaan keseharian…
Kemudian aku akan berlutut, di sini di tengah jalanan, mengambil gambarmu. Tapi siapa yang akan percaya? Apakah hanya aku yang bisa melihatnya? Aku hanya ingin memandang, sebelum sesaat kemudian kau menghilang.
Aku hanya ingin mencintaimu, tanpa harus merenggut satu hal pun, dari dirimu…
*****
Cinta hanya menunda kehilangan. Tapi kehilangan tak akan pernah terjadi tanpa keinginan untuk mendapatkan. Jadi, mengapa kita tidak merasa cukup dengan jatuh cinta saja, tanpa memaksa diri bangkit, mengejar dan menaklukkannya, untuk kemudian tahu, dia tak akan pernah seutuhnya didapatkan, tak kepadanya semua bisa tuntas terucapkan…
Maka di sini, pun di mana saja, semestinya kita hanya mengambil gambar-gambar, membingkai pesona demi pesona, menyimpan dan merapalkan kata-kata yang bertenaga, kapan saja jiwa merasa lemah dan dahaga.
Karena jika kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda, bukankah kesuksesan juga kekalahan yang hanya menunggu saatnya? Tanpa keangkuhan seorang pemenang, tak perlu merasakan pedihnya jadi pecundang.
Juga karena dalamnya guratan luka, diukur dengan tingginya keangkuhan kita, maka sekali lagi, aku hanya ingin mengambil gambarmu, terpesona pada keindahanmu, mencintaimu tanpa sepengetahuanmu.
Biarlah kulakukan diam-diam seperti ini, sehingga ketika kau tak memantulkan arah rasa yang sama, aku tak perlu terluka. Pun bila aku merasa tiba saatnya untuk berhenti, kau pun tak perlu merasa tersakiti.
pertamanyaaaaaaaa……!!!!!!! HOREEEEEEEE….
komen dulu,, baru embaca…
😀
diriku baca 2x ngulang,,
sebagai pembaca yang (tidak) konvesional. beneran diriku emBINGUNGggg..
ibarat tlawah Quran, diriku embutuhkan kata mujarab yaitu..
ARTINYA…
@queeny.
konon kata orang, ketika sebuah tulisan tuntas dibuat, dan kemudian dilempar ke pasar, tssaaaahh… si penulis udah koit, alias udah tamat perannya.
tulisan tadi akan mengarungi nasibnya sendiri, diterjemahkan (atau justru diacuhkan) oleh pembaca, sesuka hati mereka…
*ngelesh, karenah dirikuh sendirih jugah gakh ngertih*
woelah bang,,,
ya uduk lha,, diriku nangkringin komentator konvensional laennya aja.. 😀
*gelar tiker, nyedu kopi, goreng pisang
nitip g bang..??
HOras..!!!
Ini namanya selingkuh dalam hati lae.. (he.he..he..)
Karena menurutku sebenarnya kita tak pernah tidak mengharapkan sesuatu apapun pada diri orang lain yang begitu kita cintai. Bahkan minimal yang kita harapkan itu adalah Dia juga mencintai kita..
“….Aku hanya ingin mencintaimu, tanpa harus merenggut satu hal pun, dari dirimu…”
Atau kata lain dari Cinta sejati.
tak bisa juga lsng dinobatkan cinta sejati lae… semua punya kesejatiannya masing2… termasuk mereka yang mencintai secara diam-diam, entah karena pengecut, entah karena terlalu murni. wakakakaka…
Lama nggak kerasukan ruh puitiknya nesiaweek. Cukuplah yang ini jadi pengobat rindu.
WOW keren
huh. .
bingung sm kt2ny. .
kata”nya bagus…
postingannya juga heheh..
tapi yg paragraf terakhir aku tidak paham Bang..
boha do lapatanna?
hehehe
salam..
Horas
sebab cinta bukanlah pertarungan.
posting ginian nih yg bikin kecanduan baca tulisan bang toga. keren
Itu semua mudah kalau sejak awal main aman, mencintai diam-diam, tanpa resiko jadi pecundang.
Tapi Bang, gimana kalau terlanjur terperosok dalam pedihnya kepecundangan? Bagaimana caranya melepaskan keangkuhan? Bagaimana caranya melepaskan rasa yang tak juga mau hengkang walau kita tahu rasa itu sedikitpun tak berguna?
jadi teringat ungkapan seorang teman :
“Mencintai berati tidak boleh memiliki”
begitu sederhana tapi menjadi perenungan… dan yah… mungkin mirip dengan apa yang diuangkapkan bang Toga.. Mencintai, tanpa mengambil satu hal pun dari orang yang dicintai…
sudah lama… tidak membaca tulisan bang toga… dan ternyata banyak artikel-artikel baru, isinya pun selalu mengejutkan… =)
Wah………memang harus begitu jangan maksa kehedak seseorang
mengutuki diri yang bodoh sehingga tak sampai arti dimengerti….
Biarlah kulakukan diam-diam seperti ini, sehingga ketika kau tak memantulkan arah rasa yang sama, aku tak perlu terluka. Pun bila aku merasa tiba saatnya untuk berhenti, kau pun tak perlu merasa tersakiti.
Waduh… Kehormatan besar dikunjungi Azzahra… 😀
maaf bang toga..dua kali uplodnya soalnya jaringannya aneh..
..Biarlah kulakukan diam-diam seperti ini, sehingga ketika kau tak memantulkan arah rasa yang sama, aku tak perlu terluka. Pun bila aku merasa tiba saatnya untuk berhenti, kau pun tak perlu merasa tersakiti..
aku paling suka kalimat iniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii..
terharu…kok jleb banget ya…kapan2 boleh dijadikan referensi ya?
Monggo…. *merasa tersanjung*
Sumpah… tiba2 merasa jatuh cinta pada seseorang yang menulis seindah ini…
tercengang..
sejenak
lalu
pengen garuk2 tanah,,
😀 😀
oh,,, mami silly so sweet
duluuuu…….pernah punya yang kyk gini. jatuh cinta, diam2 aja, nggak bilang2, berteman seperti biasa, tapi kok rasanya ya tetap sakit bang.
buatku, mencintai ya berarti harus memiliki, biarpun nanti akhirnya akan merasa sakit juga. tapi paling nggak, tau apakah yang dijatuhi cinta punya perasaan yg sama atau nggak.
lagipula bang, sama kayak yg dibilang Guns ‘N Roses dan Peterpan, nothing last forever, kan? dan tiap2 yg hidup pasti mati.
klo emang udah waktunya harus berhenti, terpaksa atau dgn rela hati; jatuh cinta, mencintai dan membuat org yg dijatuhi cinta mengetahui tentang perasaan terdalam itu, ya tetap harus berhenti jg kan, meski (dan pastinya) terselip perih
*ah komen yg sok tau lagi*
prikitiuw
romantiss banget deh ahhh..bang toga emang jagoannya..hahaha
@Coklat.
Jagoannya? Wakakakaka, siapa dong banditnya?
Eh, di ngerumpi[dot]com jg sedang berseliweran pemilik nick Coklat. Oknum yg samakah? Wakakakaka… Oknum, berasa tersangka korupsi jadinya. maap ya.
pertama, pas baca postingannya jadi terharu, soalnya saya juga pernah menjadi pengagum rahasia seseorang kala masih muda dulu, tapi pas baca komentar2nya jadi ketawa2…Aaahhh, terombang-ambing nih perasaan pembaca..!!
kedua, cinta yang tidak disampaikan itu kan cocoknya buat orang yg cintanya mudah datang dan hilang, biar ga ketauan buayanya…hehehe..kira2 begitu ga?
mencintai tanpa mengambil satu dari dirimu..?
mungkin sama dengan jika engkau mencintai maka pasrahkan dalam rengkuhan sayap sayap cinta, walau pedang di sayap itu menusukmu..
* wadohh..
speechless baca postingan ini. kok bisa sih dapet kata-kata seindah itu. menjura ke bang toga (^^)
hai, wah bagus bgt tulisannya. ini pertama kali saya berkunjung ke blog abang. lam kenal ya. btw, kapan2 mampir ke blog q ya di http://dufix.wordpress.com/
wah… emang keren2 semua…
Mmm… Awak msh pembaca amatiran. Tp… Beneran bagus tulisannya..
Mmm… Awak msh pembaca amatiran. Tp… Beneran bagus tulisannya..
Eh bang…
Btw rumah qt deketan, awak d blkng griya, kode posnya sama..
whahaha….. benaran tu lae???? sama sitrinya dah seperti itu lum??? ato jangan2 cuma sekedar tulisan ^_^
then it comes the paradox
Inilah kenapa aku selalu kagok kalo nulis soal cinta2an, ya selain lepel awak masih jauh dibawah abang. Kedua juga karena ketika kita menulis soal beginian, usaha eksplorasi keindahan, keagungan cinta dan menatahkannya dalam ruh puitik seringkali mendorong kita jadi berlebihan, menulis jauh dari apa yang sebenarnya penulis sanggup lakukan dan pahami sebenar.
self control..self control tiba2 jadi liar 😆
lah trus paradox nya?
beberapa postingan abang yang terdahulu, justru mengatakan sebaliknya, untuk tak takut memeluk cinta, sepahit dan semanis apapun itu
*mbaca ulang komen*
eh maaf bang, meracau aku, meracau 😆 😆
*siap2 kabur*
maaf lahir bathin ya bang *sekalian ziarah*
saya nyasar kesini… 😀
ini cinta yang tidak tuntas ya.. hehehe
maaf komen orang bingung.. 🙂
salam kenal lae, saya link blog ini ke blog saya ya.. 😀
cinta yang tak (se)harus(nya) memiliki..
kadang memang lebih indah menatap pesona itu dibalik punggung kecilnya..
sakit memang pd ahkirnya tpi mmng lbh baek drpd qt memaksakan ssorg utk mencintai jieeeeeeeeee asyik bgt tlsannya jd kangen menekuni hobi lma nie yg udh ta tinggalin thk so much
cerita cinta memang tidak akan pernah selesai,
dan tema ini selalu bergaung dengan indah, bagaimana pun bentuknya.
Dalam lagu, puisi atau tulisan…
apalagi dirangkai sama Ito yang luarbiasa..
terimakasih selalu merangkaikan kalimat yang begitu indah..
mohon maaf lahir batin..
mencintai karena tak memiliki kadang memang terasa sisi romantise ato masokis ya? jadi merana-rana seolah itu cinta agung yang abadi padahal gak gitu-gitu amat deh, karena barangkali itu masokisme kita aja, hehehe..maafff kalo binun…
Miciii…
Salam kenal…
Rara kbetulan nyasar juga kesini…
Masya Allah…smua yg ada disini adl ‘sesuatu’ yg tidak pernah bisa ra ungkap slm ini, sesuatu yg sll ra pikirkan, tp tak terkatakan, yg terendap lama di ujung hatiku…hiks….selama 2 th…mencintai nya tanpa memperoleh apapun…
Ra suka kalimat yg paling akhir bang… :
“Biarlah kulakukan diam-diam seperti ini…”
Makasih bang…
Reblogged this on SeveruS.
Reblogged this on arista's disclosure and commented:
what an inspire